Senin, 11 Juli 2011

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.

Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya.

Sedang pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.
1. Jenis-jenis kepemimpinan
Sepanjang perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya pemimpin-pemimpin dalam berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 jenis kepemimpinan:
1. Kepemimpinan di bidang rohaniah
2. Kepemimpinan di bidang politik
3. Kepemimpinan di bidang militer, dan
4. Kepemimpinan di bidang managerial
Adapun yang menjadi pokok masalah pembahasan dalam buku ini adalah jenis kepemimpinan yang terakhir atau kepemimpinan di bidang manajerial khususnya dalam bidang seni pertunjukan.

Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.
2. Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan.

- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata, Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan-kerajaan hindu dan islam di Indonesia.

Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangan melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.

Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia.
3. Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin, diantaranya adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini dua macam cara yang dapat ditempuh:
1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.
2. Para anggota memilih beberapa calon pemimpin, dan kemudian atasan memilih salah satu diantaranya.
4. Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:
-Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.
-Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.
-Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat
-Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Karismatis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, J.F.Kennedy dan Khomeini. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.
Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek internal dan aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
- Aspek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke arah masalah masalah ketata-lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
1. Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh.
2. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tegas.
3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dilaksanakan dengan baik.
4. Hubungann dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.
- Aspek eksternal atau aspek politik, adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk melihat perkembangan situasi masyarakat
1. Tugas dan Sifat Kepemimpinan.
2. Tugas-tugas kepemimpinan
Tugas pokok seorang pemimpin sebenarnya telah jelas yaitu melaksanakan fungsi-fungsi managemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.

Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
5. Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :
-Kelebihan dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.
-Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
-Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang baik kepada orang-orang yang dipimpin.

Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
-Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
-Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.
-Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.
1. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.
2. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
3. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
4. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
5. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.
Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh
2. Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak buah.
3. Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat (anak buah).
4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang kepada anak buah.
5. Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.
6. Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
7. Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
8. Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.
9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.
10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna diteruskannya.
Dari dunia pewayangan dan pustaka lama pun, seringkali dapat kita pelajari sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Misalnya seperti yang diajarkan oleh Resi Abiyasa kepada ksatriya Arjuna dalam kisah-kisah Mahabarata: Heneng, Hening, Heling, dan Hawas:
-Heneng artinya tenang
Seorang pemimpin harus memiliki sifat tenang dalam menghadapi segala persoalan. Jika mudah gelisah maka anak buah pun akan menjadi gelisah. Dengan ketenangan segala persoalan akan lebih mudah dihadapai.
-Hening artinya cipta
Seorang pemimpin harus memiliki ide, prakarsa, dan kreatif.
-Heling artinya ingat atau sadar
Seorang pemimpin harus selalu ingat kepada orang-orang yang dipimpinnya atau kepada rakyat.
-Hawas artinya waspada
Seorang pemimpin harus selalu waspada terhadap segala sesuatu yang mungkin terjadi.
Selanjutnya berikut ini 8 sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagaimana diajarkan oleh Sri Rama kepada Wibisana ketika hendak menjadi raja di Alengka menggantikan Rahwana kakaknya. Dalam dunia pewayangan ke-8 sikap atau laku ini disebut dengan ‘Hasta Brata’, meliputi :
-Surya Brata
Surya artinya matahari. Maksudnya seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti matahari yang dapat memberikan penerangan kepada dunia. Pemimpin harus mampu memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan organisasi. Cakap berkomunikasi dan mengajar bawahan untuk menjelaskan segala yang belum dimengerti.
-Bayu Brata
Bayu artinya angin, yang memberikan kesejukan kepada siapapun saat udara panas. Seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami perasaan dan kehendak serta pikiran anak buah, bersikap ramah tamah dan memiliki budi yang tinggi, sehingga dapat memberikan kesejukan kepada segenap bawahannya.
-Indra Brata
Indra artinya hujan, yang memberikan kesuburan. Maksudnya seorang pemimpin harus dapat mengusahakan dan menjamin kesejahteraan lahir dan batin orang-orang yang dipimpinnya.
-Dhana Brata
Dhana artinya harta atau kekayaan. Seorang pemimpin harus dapat menggunakan harta kekayaan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama dan bukan hanya untuk kepentingan sendiri. Sebaliknya pemimpin bahkan harus memberikan contoh sikap hidup dan cara hidup yang sederhana.
-Sasi Brata
Sasi artinya bulan, yang dapat membuat senang siapa saja yang menatapnya. Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang membuat dirinya disenangi oleh orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara pemimpin menyenangi dan menghargai bawahannya (anak buah)
-Yama Brata
Yama artinya jiwa. Pemimpin harus tegas dalam menegakan keadilan seperti halnya Dewa Yama yang tanpa ragu-ragu dan tanpa pandang bulu mencabut jiwa (jika perlu) mereka yang salah. Siapa yang salah wajib dikenai hukuman yang setimpal dengan menegakan keadilan.
-Pasa Brata
Pasa adalah senjata dewa Baruna yang tak pernah meleset mengenai sasarannya. Maksudnya dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan pertimbangan dengan melihat fakta-fakta, bijaksana, sehingga tepat mengenai sasarannya.
-Agni Brata
Agni artinya api, artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti api yang memberikan kehangatan kepada anak buah, membangkitkan semangat bekerja yang berapi-api.

Dari bandingan-bandingan yang diberikan di atas, tampak betapa tinggi sifat-sifat atau syarat-syarat yang dituntut bagi seorang pemimpin. Di dalam kenyataan memang tidak mudah bagi seorang pemimpin untuk memenuhi sifat-sifat tersebut secara sempurna.


KEPEMIMPINAN: KARAKTER DAN SIFAT
Karakter terus berkembang dari waktu ke waktu. Banyak orang mengatakan karakter seseorang terbentuk sedari kecil. Kita memang tidak mengetahui dengan pasti kapan tepatnya karakter itu mulai berkembang. Akan tetapi, bisa dipastikan bahwa karakter tidak dapat berubah dengan cepat. Dari perilaku seseorang, kita bisa menebak karakternya. Seorang yang berkarakter kuat menunjukkan aktivitas, energi, kemantapan tekad, disiplin, kemauan keras, dan keberanian. Dia melihat apa yang ia inginkan lalu mengejarnya. Ia juga menarik orang untuk mengikutinya. Di sisi lain, orang yang berkarakter lemah tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Ia tidak tahu apa yang ia inginkan. Sifatnya tidak terkelola dengan baik, terombang-ambing dan tidak konsisten. Akibatnya, tidak ada seorang pun yang bersedia mengikutinya.
Orang yang kuat tidak selalu berkarakter baik. Seorang pemimpin preman adalah contoh orang berpengaruh yang berkarakter buruk. Sedangkan pemimpin suatu komunitas terkemuka adalah contoh orang berpengaruh dan berkarakter baik. Organisasi membutuhkan pemimpin yang kuat sekaligus berkarakter baik, yang bisa dipercaya dan yang akan memimpin mereka menuju masa depan.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, para pengikut Anda harus memercayai Anda dan dilibatkan dalam visi yang Anda miliki. Korn/Ferry International, suatu perusahaan pencari para eksekutif, mengadakan survei mengenai apa yang diinginkan organisasi dari sang pemimpinnya. Para responden mengatakan bahwa mereka menginginkan orang yang beretika sekaligus memiliki visi ke depan yang kuat. Dalam banyak organisasi, tindakan seorang pemimpin menjadi teladan. Perilaku pemimpin bisa memenangkan kepercayaan, kesetiaan, dan menjamin vitalitas perusahaan agar berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk membangun kepercayaan adalah dengan menunjukkan karakter yang baik -- terdiri dari keyakinan, nilai, kemampuan, dan sifat.
Keyakinan adalah sesuatu yang kita pegang teguh dan mengakar dalam diri kita. Bisa berupa anggapan atau pendirian yang Anda anggap benar mengenai orang lain, konsep, atau hal-hal lain. Bisa juga berupa keyakinan tentang kehidupan, kematian, agama, hal baik dan hal buruk, dan sebagainya.
Nilai adalah sikap mengenai harga diri orang lain, konsep, atau hal lainnya. Misalnya, Anda menilai suatu mobil bagus, rumah yang nyaman, persahabatan erat, kenyamanan pribadi, atau keluarga harmonis. Nilai bersifat penting karena memengaruhi perilaku seseorang dalam menimbang seberapa pentingnya setiap pilihan. Anda mungkin menilai sahabat lebih berharga daripada kepentingan Anda sendiri, sedangkan orang lain mungkin menilai yang sebaliknya.
Sifat akan membedakan seseorang berdasarkan kualitas atau karakteristiknya, sedangkan karakter adalah jumlah keseluruhan dari sifat-sifat ini. Kita akan memfokuskan diri hanya pada beberapa sifat yang krusial untuk seorang pemimpin. Semakin banyak yang Anda miliki dari daftar berikut, semakin besar kepercayaan pengikut Anda terhadap Anda.
Sifat-Sifat Seorang Pemimpin yang Baik
• Jujur. Seorang pemimpin yang baik menunjukkan ketulusan, integritas, dan keterbukaan dalam setiap tindakannya.
• Kompeten. Tindakan seorang pemimpin haruslah berdasar pada penalaran dan prinsip moral, bukannya menggunakan emosi kanak-kanak dalam mengambil suatu keputusan.
• Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Dalam menetapkan tujuan, seorang pemimpin perlu menanamkan pemikiran bahwa tujuan itu adalah milik seluruh organisasi. Ia mengetahui apa yang diinginkannya dan bagaimana cara untuk mendapatkannya. Biasanya ia menetapkan prioritas berdasarkan nilai dasarnya.
• Memberi inspirasi. Dalam mengerjakan setiap tugas, seorang pemimpin harus menunjukkan rasa percaya diri, ketahanan mental, fisik, dan spiritual. Dengan begitu, bawahan akan terdorong untuk mencapai yang lebih baik lagi.
• Cerdas. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kemauan untuk terus membaca, belajar, dan mencari tugas-tugas yang menantang kemampuannya.
• Berpikiran adil. Prasangka adalah musuh dari keadilan. Seorang pemimpin yang baik akan memperlakukan semua orang dengan adil. Ia menunjukkan empatinya dengan bersikap peka terhadap perasaan, nilai, minat, dan keberadaan orang lain.
• Berpikiran luas. Pemimpin yang baik menyadari setiap perbedaan yang ada dalam ruang lingkup kepemimpinannya dan mau menerima segala perbedaan itu.
• Berani. Seorang pemimpin yang baik selalu bertekun dalam usahanya mencapai tujuan, bukannya terus-terusan berusaha mengatasi berbagai halangan yang memang sulit untuk diatasi. Biasanya, meskipun sedang berada di bawah tekanan, ia tetap tenang dan menunjukkan rasa percaya diri.
• Tegas. Anda tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang baik bila tidak tegas dalam mengambil keputusan tepat di saat yang tepat.
• Imajinatif. Inovasi dan kreativitas diperlukan dalam suatu kepemimpinan. Seorang pemimpin haruslah membuat perubahan tepat di saat yang tepat dalam pemikiran, rencana, dan metodenya. Selain itu, kreativitas sang pemimpin juga terlihat dengan memikirkan tujuan dan gagasan baru yang lebih baik, dan menemukan solusi baru dalam memecahkan masalah. (t/Lanny)


Berkaitan dengan perilaku kepemimpinan, maka dalam memperdalam pemahamaman konsep kepemimpinan tidak terlepas dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin. Mengapa demikian, karena antara perilaku dan sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin merupakan dua hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu secara hakiki mempelajari perilaku kepemimpinan sama saja artinya dengan mempelajari sifat-sifat kepemimpinan. Banyak ahli telah melakukan penelitian dalam mengkaji masalah kepemimpinan dengan berbagai cara, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengenali karakteristik sifat.
Adapun beberapa ciri-ciri atau sifat-sifat kepemimpinan antaral lain seperti yang diungkapakan oleh Sukarna (1993:7) tentang sifat kepemimpinan administrasi negara liberal, yang selanjutnya secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
Kepemimpinan administrasi negera liberal adalah bersifat melayani, kepemimpinan ini cenderung kearah sekuleris atau dapat juga dikatakan kepemimpinan demokratik sekuleristik.
Dalam uraian lebih rinci sukarna menekankan bahwa kepemimimpinan liberalistik memiliki ciri sebagai berikut:
1. Berorientasi kepada kepercayaan publik atau kepentingan rakyat. Ini merupakan perwujudan dari sifat demokratik, yaitu dari, oleh dan untuk rakyat.
2. Kepemimpinan dalam administrasi negara liberal adalah kepemimpinan yang etis konstitusional .
3. Kepemimpinan dalam administrasi negara liberal ada juga bersifat oposif yaitu menentang terhadap ajaran-ajaran politik, ekonomi, sosial dan budaya yang tidak bersifat liberalistik.
4. Kepemimpinan administrasi negara liberal bersifat integratif, yaitu tidak bisa dipisahkan dengan kepemimpinannya didalam masyarakat.
Tinjauan di atas merupakan karakteristik kepemimpinan dalam konteks formal, yaitu kontek kepemimpinan kenegaan. Dalam memperkaya khasanah kepemimpinan ini, penulis juga mengambil satu pemikiran bahwa untuk dapat menggali secara menyeluruh tentang teori kepemimpinan maka harus mengkaji sifat atau karakteristik kepemimpinan yang sudah berhasil, artinya bahwa kepemimpinannya telah teruji dan terbukti secara nyata.
Bagi orang Islam tentunya tidak akan berfikir lain, bahwa karakteristik kepemimpinan yang jelas-jelas telah teruji dan terbukti adalah figur kepemimpinan Rasulullah Saw. Bahwa dengan kepastian yang tidak ada seorangpun ragu atasnya, rasulullah Saw, telah dijadikan sebagai seorang pemimpin umat yang menjadi suri tauladan dan rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Oleh karenanya umat Islam telah meyakini untuk mengikuti pimpinanya itu sampai dengan akhir hayatnya. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah, dalam sabdanya yang mengingatkan kepada kita semua yaitu “Tidak diangkat seorang imam (pemimpin) di dalam atau di luar shalat kecuali untuk diikuti”. Hadis ini menunjukan dengan tegas kepada kita bahwa yang namanya pemimpin itu harus diikuti dan ditaati. Perintah untuk taat dan patuh kepada imam (pemimpin) ini ditegaskan pula oleh Allah SWt dalam firmannya QS. An Nisa Ayat 59 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul serta para wali al amr (pemimpin penguasa) di antaramu”.
Kewajiban untuk taat dan patuh kepada pemimpin dalam pandangan Islam adalah karena ia dipilih oleh umat, dengan memiliki sifat-sifat yang terpuji (mulia). Dengan demikian, seorang pemimpin dalam proses kepemimpinanya tidak terlepas dari pandangan allah dan umat (yang dipimpinya) .Pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, baik dihadapan Allah maupun manusi. Agar tanggung jawab kepemimpinanya dapat terlaksana dengan baik, maka ia harus memiliki sifat -sifat yang ada dan dicontohkan oleh Rasulullah, yang dalam hal ini merupakan teladan yang baik dan telah berhasil memimpin dunia karena ia memiliki sifat-sifat yang terpuji. Rasulullah memimpin manusia dengan sifat-sifatnya yang mulia sehigga sampai sekarang sifat-sifat kepemimpinannya menjadi acuan bagi setiap pemimpin, khususnya bagi umat Islam. Kepemimpinan rasulullah degan sifatnya yang menjadi rahmat bagi seluruh alam ditgaskan dalam Al Qur’an bahwa “Dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi Rahmat bagi semesta alam” (QS. Al – Anbiya (21):107)
Sementara itu Winardi cenderung membagi sifat kepemimpinan ke dalam beberapa golongan, pembagian ini didasarkan pada penelitian terhadap sejumlah orang yang dikenal sebagai pempin dan kemudian mempelari sifat-sifat mereka. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat sejumlah sifat yang dianggapnya perlu dimiliki oleh pemimpin, sifat-sifat tersebut adalah :
1. Energi, fisik, dan syaraf.
2. Sifat mengenal tujuan dan arah.
3. Enthusiasme
4. Sifat ramah dan afeksi
5. Integritas
6. Kemampuan teknis
7. Dapat mengambil keputusan
8. Itelegensi
9. Kemampuan untuk mengajarkan sesuatu
10 Kepercayaan
Dari sepuluh sifat kepemimpinan di atas membuktikan bahwa, apabila seorang pemimpin memiliki sifat-sifat tersebut di atas maka ada jaminan bahwa pemimpin akan sanggup melaksanakan tugas kepemimpinanya dengan baik.
Sedangkan Imam Munawir (1993:167) mengemukakan beberapa karakteristik kepemimpinan secara umum. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya seroang pemimpin yang brilliant adalah seorang pemimpin yang memiliki segala sifat kepemimpinan, akan tetapi setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam rangka menghadapi persoalan tersebut Imam Munawir (1983:68) merangkum beberapa sifat kepimimpinan sebagaimana tersebut di bawah ini ;
1. Kuat aqidah
2. Sederhan dan jujur
3. Kekuatan jasmaniah yang kuat
4. Kekuatan rohaniah yang cukup
5. Berjiwa integrasi (pemersatu)
6. Tidak memiliki watak Fir’aunisme, akuisme, vested interest (memintingkan diri sendiri)
7. Percaya pada diri sendiri
8. Cepat dan tepat mengambil keputusan
9. Ramah-ramah dan penuh pengertian
10. Memiliki reputasi yang menyeluruh
11. Memiliki kecakapan teknis
12. Cerdas
13. Penuh semangat berjuang (anthusiasme)
14. Semangat mencapai tujuan
15. Sabar (tahan uji) dan tawakal
16. Keberanian untuk mengamalkan sesuatu yang diyakininya.
17. Adil dalam segala hal.
18. Luwes dalam pengetrapan, teguh dalam pedirian.
19. Sepi ing pamrih rame ing gawe (ikhlas)
20. Kecakapan menimbang
21. Mampu merumuskan program secara jelas dan terperinci.
22. Bertanggung jawab
23. Tawadu’ (rendah hati)
24. Tegas dan bijaksana
25. Waspada dan memiliki penglihatan sosial yang tajam
26. Penuh daya tarik (simpatik)
27. Daya ingat yang besar
28. Penuh inisiatif dan daya cipta (kreatif)
29. Kemampuan mendengar, menimbang, menyeleksi
30. Ramah tamah dan penuh perasaan
31. Obyektif dalam menganalisa sesuatu
32. Memiliki humor yang segar
33. Mampu menanamkan rasa kebersamaan (takafulul ijtima’)
34. Engergetik dan penuh gairah
35. Kesiap siagaan
36. Kesetiaan terhadap tugas (loyalitas)
37. Suka melindungi
38. Cakap akan maslah yang ditanganinya
39. Istiqamah (tetap teguh dalam pendirian)
40. Memiliki sibghah dan wikhah (corak dan arah)
41. Memiliki tasamuh (toleransi)
42. Berjiwa demokratis
43. Berpandangan luas dan tidak fanatik golongan
44. Terbuka menerima ide, saran, dan gagasan
45. Terbuka menerima kritik
46. Memiliki kharisma
47. Bersedia menciptakan tenaga pengganti (productive type)
48. Tidak terlalu mementingkan gelar atau imbalan
49. Disiplin
50. Lebih mengutamakan lisanul hal (tindak tanduk perbuatan)
daripada lisanul maqal (ucapan, janji)
Dengan terangkumnya sifat-sifat kepemimpinan yang begitu banyak tersebut, dimaksudkan untuk dijadikan bahan renungan dan cerminan terhadap sifat-sifat kepemimpinan yang ideal yang harus dimiliki oleh setiap pemimin. Disamping itu dengan sifat-sifat tersebut kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri seorang pemimpin. Dengan demikian hal tersebut dapat dijadikan bahan acuan untuk menemukan indikator kepemimpinan yang cocok dan sesuai untuk diterapkan dalam organisasi atau kelompok kita.
Dari beberapa pendapat tentang sifat kepemimpinan di atas, maka selanjutnya akan dijadikan sebagai landasan dalam membahas dan menganalisis tentang topik utama dalam karya tulis ini yaitu tentang perilaku kepemimpinan dalam konteks realita. Artinya dengan sifat-sifat ini kita dapat menjadikan rujukan dan referensi dalam menentukan kepemimpinan yang sesuai dalam realitanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar