Senin, 22 Desember 2014

CINTA, MANUSIA, KEHIDUPAN, TUHAN.

Lagu lagu selow membawa suasana pada gerimis yang lain. di sisa sore di kantor ruang komputer menyala, sendiri bersorak bersama suasana. sisa sisa hidup di usia yang menginjak seperempat dari seratus. beberapa liku liku menghasilkan cerita. kenangan terbawa dengan cerita, salah satunya, cinta. Sudah takdirnya manusia memiliki perasaan, penjahat sekalipun. Jika ada yang menolak, itu artinya dalam dirinya ada yang telah terjadi, dan itu juga masih manusia. Tapi manusia biasa seperti saya, menyediakan ruang dalam keseharian yang berisi pekerjaan dan tanggung jawab untuk ruang cinta. meiliki seseorang yang diyakini untuk menemani hidup, dengan rasa tentunya. dalam dunia Indonesia dan dunia dunia manusia, berbeda agama adalah mutlak tidak bisa berbagi cinta. cinta yang dalam tentunya, bukan cinta sesama manusia. tapi mari coba kita kupas lebih dalam antara manusia, dan kehidupan dan hakikatnya. ini bukan mempengaruhi, bukan juga curhat pribadi, ini kisah saya dengan pemahaman saya. dimana setiap orang memiliki pemahaman dan melakukannya sehingga itulah jalan hidup. Berawal dari manusia, aku manusia, kamu manusia, dan dia yang kucinta juga manusia. di langit sana, bintang dan malaikat pun melihat manusia adalah manusia. semua sama dalam kodrat sebagai ciptaan. tidak tertera di kening kita tanda manusia bukan manusia. makhluk yang berisi daging dan tulang yang dibalut kulit. berjalan dan hidup di bumi. berjuang hidup dan menikmati sisanya sampai mati. itu manusia. Berlanjut dengan cinta. Suatu rasa yang merupakan karunia Sang Pencipta. Dasari kesukaan ataupun segala yang dilakukan karenaNya, entah itu ujian atu memang anugerah. Karena setahu saya, anugerah adalah ujian yang bisa dilewati sesuai jalanNya. Karena pada setiap keadaan apapun yang kita hadapi selalu ada pertanyaan hakiki, "Tuhan memberikan kamu keadaan ini, pertanyaannya adalah apa yang akan kamu lakukan untuk menghadapi keadaan ini?". Dan disitulah kulit kulit dunia terkelupas. Dimana kamu pengemis, kamu pelajar, kamu pegawai, kamu presiden, dan apapun kamu, itu bukan soal. Tapi bagaimana kita melakukan peran kita. Tentang cinta, siapa sangka saya menambatkan hati padanya. yang saya yakini, ini adalah keadaan yang dihadapkan pada saya. dan disitulah pertanyaan untuk saya. "Apa yang akan kamu lakukan dengan cintamu padanya dalam keadaan kamu berbeda agama? pelik sudah jika berbicara dengan logika manusia manusia yang tidak merasa dan melihat beda agama adalah beda alam. seolah setan dan manusia, padahal aku atau dia atau siapapun kamu tidak ada yang mau disebut dsetan. Juga sebenarnya kita semua manusia. Bersambung dengan berbeda agama. Disinilah usaha kita yang memiliki keadaan yang sama seperti saya yang berbeda agama kita jawab pertanyaannya. Agama adalah ajaran yang menuntun kehidupan. Bertindak dari buka mata sampai menutup mata. dari pagi, siang, malam, dan detik demi detik sampai kiamat. Jika kita benar cinta padanya maka kita akan memberi yang terbaik untuknya. begitukan cinta? disinilah keunikannya dengan agama dan cinta. Jika orang orang diluar sana berteriak berbeda agama adalah sesat. Maka dengan cinta, bukanlah kita menhujatnya. Saya pernah hampir putus karena disuruh berpikir dengan logika. Logika beda susah, logika putus sekarang lebih baik daripada semakin dalam. dan logika ,masih banyak yang lebih baik di dunia ini. Lagi lagi disinilah keunikannya. Jika percaya benar benar bahwa cinta adalah anugerah, mengapa menyerah dengan logika saat menemukan keadaan susah. Lalu dimana letak usaha manusia yang Tuhan beri daya padanya. Maka kita yang benar cinta dan ingin menjawab pertanyaan kehidupan itu, berpikir lagi atas logika tadi. Saya cinta, tapi jika saya tinggalkan karena kesusahan itu,bukankah saya tidak cinta dan saya kalah.. apa artinya hidup ini jika terus menghindar dari kesulitan yang dihadapi. bukankah sudah dikata bahwa anugerah adalah jika bisa menyelesaikan ujian... Dua manusia yang saling cinta dalam beda agama harus memiliki hati yang lunak. harus terbuka. harus mengakui yang benar adalah benar. dan sebetulnya semua manusia kiranya demikian. Kehidupan adalah rahasia Tuhan, diapun beragama karena tunduknya dia ingin memiliki Tuhan. dan lagi lagi semua manusiapun demikian, ingin disayang Tuhan. Jika hati sudah lunak, pikiran sudah terbuka, dan akal sudah mencerna ilmu kehidupan, mulailah menemukan jawaban. Mulailah berjalan karena Tuhan, mencinta karena takdirNya, memahami agamamu dan agamaku lebih dalam, sehingga kita tahu seperti apa agamamu dan seperti apa agamaku. Berakhir dengan bermulainya usaha menjawab pertanyannya. dengan hati yang berniat pada Tuhan semesta alam, dengan akal yang diberikan Tuhan, dengan cinta yang dianugerahkan.. dan tentunya, dengan menyingkirkan kesombongan kesombongan dengan menjadikan dirinya pasti benar, dengan menyingkirkan kulit kulit dunia yang memberatkan hakikat kehidupan manusia dan Tuhan, dan dengan menyingkirkan bahwa dunia adalah segalanya. Kita manusia, dan kita seringkali hanya berpikir sebatas dunia seperti awan yang mengurung bumi. Maka, teruslah mencinta karenaNya, karena tidak mungkin Sang Maha Pengasih lagi Maha penyayang tidak menyayangi makhluknya. Read More..